Secara psikologis,proses belajar dimulai dari pemahaman 4
tingkatan (1)tidak sadar tidak tahu atau (2)sadar tidak tahu,menuju pada
ketingkatan (3) sadar tahu dan (4) tidak sadar tahu.
1.
Tidak sadar tidak tahu
: dia tidak menyadari bahwa sesungguhnya dirinya tidak tahu
2.
.Sadar tidak tahu : secara
sadar bahwa sesungguhnya dirinya tidak tahu
Pada tingkatan (1) dan (2) orang tidak melakukan suatu
tindakan apapun sehingga tidak terjadi perubahan perilaku.
3.
Sadar tahu : secara sadar
dia mengerti (belum otomatis / belum mbalung sumsum) bahwa dirinya tahu.
4.
Tidak sadar tahu : Secara
tidak sadar (secara otomatis / mbalung sumsum) bahwa sesungguhnya dirinya tahu.
Pada tingkatan (3),orang telah melakukan sesuatu tindakan
dengan cara melakukan latihan latihan dan dengan mempersungguh didalam
melakukan apa-apa yang telah dipelajarinya.
Sedangkan pada tingkatan (4) orang telah mengaplikasikan
dalam hidupnya (sudah otomatis / mbalung sumsum )terhadap apa-apa yang telah
dipelajari.Pada tingkatan ini,apa yang telah dipelajari telah mbalung
sumsum,terinternalisasi dan telah menjadi perilaku yang otomati. Didalam proses
belajar,tingkatan (4)merupakan target yang ingin dicapai.
Pola hidup hemat dan kerja keras merupakan salah satu perilaku
yang dapat dipelajari dengan pendekatan tingkatan belajar diatas.Yang tadinya
kita tidak sadar tidak tahu atau sadar tidak tahu bahwa pola hidup hemat dan
kerja keras itu diperlukan untuk menunjang keberhasilan hidup,sehingga kita
tidak melakukan usaha apapun untuk menjadikan perilaku hidup hemat dan kerja
keras sebagai bagian dari kehidupan kita. Dengan
nasehat-nasehat,pengarahan-pengarahan,dan contoh-contoh yang diberikan,kita
menjadi sadar tahu bahwa pola hidup hemat dan kerja keras itu perlu untuk kita
lakukan.Kesadaran akan perlunya menerapkan pola hidup hemat dan kerja kerasa
mendorong kita untuk melatih diri dan mempersungguh untuk melaksanakan pola
hidup hemat dan kerja keras dalam hidup kita sehari-hari.
Ketika kita sudah mengerjakan pola hidup hemat dan kerja
keras tersebut secara terus menerus dalam setiap sisi kehidupan kita
sehari-hari,maka kita telah mencapai tahapan tidak sadar tahu.Dalam hal
ini,pola hidup hemat dan kerja keras
tersebut telah
mbalung-sumsum,terinternalisasi dan telah menjadi perilaku yang
otomatis dalam kehidupan kita.
Menurut Albert Bandura (teori kognitif sosial ) manusia pada
umumnya belajar melalui pengamatan kemudian meniru apa-apa yang diamatinya.Generasi
muda banyak belajar dengan meniru orang dewasa dan teman-temannya .hal ini juga berlaku untuk pola hidup hemat dan kerja
keras . oleh karena itu . bila
generasi muda diminta untuk mempunyai
perilaku hidup hemat dan kerja keras tetapi dibesarkan dalam lingkungan yang konsumtif dan boros .maka mereka akan menemui kesulitan
untuk memahami hal tersebut .dengan memberikan telada bagaimana pola hidup hemat dan kerja keras kepada
generasi penerus yang langsung dialaminya ,jauh lebih mengena dan efektif
daripada dengan penjelasan tentang sikap itu secara lisan.
Untuk itu kita sebagai generasi yang lebih tua perlu
memberikan contoh-contoh riil tentang bagaimana pola hidup hemat dan kerja
keras dalam kehidupan sehari-hari
keluarga kita masing-masing agar generasi penerus kita dapat dengan mudah
menangkap pesan pola hidup hemat dan
kerja keras yang ingin kita sampaikan.Dengan ditangkapnya pesan yang
disampaikan maka generasi muda kitapun akan dapat menerapkan pola hidup hemat dan kerja keras didalam
kehidupannya sendiri.
Selain itu,generasi tua perlu memberikan dorangan kepada
generasi muda.Generasi tua perlu memberi
kesempatan kepada setiap generasi muda untuk mencoba sendiri kemampuannya,menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai hidup hemat dan kerja keras itu sendiri. Sebaliknya
,generasi muda perlu menumbuhkan motivasi INTRINSIK (dalam dirinya )untuk
merealisasikan pola hidup hemat dan kerja keras,dengan cara :
1)
Mengembangkan pemikiran
tentang pola hidup hemat dan kerja keras
2)
Merealisasikan
pikiran-pikiran tersebut dalam bentuk aksi dan tindakan tentang pola hidup
hemat dan kerja keras
3)
Merekam aksi dan tindakan
yang telah dilakukan sebagai memori yang berkesan dalam pikirannya.demikian
seterusnya memori positif yang direkam dari aksi dan tindakan tersebut akan
mempengaruhi pikira-pikiran yang berkembang diotak sehingga kalau proses itu
dikerjakan berulang-ulang dan terus menerus akan menimbulakan perilaku hidup
hemat dan kerja keras sebagai perilaku yang otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar